Teknologi di era Global

Tidak dapat dipungkiri lagi apabila kemajuan yang ditimbulkan oleh teknologi komunikasi dan informasi (TIK) dalam era globalisasi ini memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan manusia di seluruh pelosok dunia. Derasnya arus yang dihasilkan oleh TIK sendiri ternyata mampu menimbulkan berbagai manfaat bahkan kecenderungan bagi kita selaku pengguna dalam pemakaiannya. Berbagai aplikasi yang terdapat dalam TIK ini telah ikut ambil bagian dalam menyajikan segudang informasi seputar kehidupan pribadi seperti kesehatan, hobi, hiburan, dan lain-lain. Lalu juga berpengaruh terhadap profesi seperti teknologi, perdagangan, bisnis, dan lain-lain. Juga dapat menyangkut hal kerja sama antara pribadi maupun kelompok tanpa mengenal batas ataupun waktu, negara, ras,kelas sosial, ekonomi atau faktor lain yang menimbulkan penghambatan dalam pertukaran pikiran.

teknologi Di Era Global

Berdasarkan media komunikasi dan komunitas, kali ini saya akan membahas seputar Global Village dan fragment sosial. Diawali dengan Global Village yang dikutip dari buku The Gutenberg Galaxy: The Making of Typographic Man telah dirilis pada tahun 1962 yang kemudian dilanjutkan kembali dengan buku yang berjudul Understanding Media pada tahun 1964 yang ditulis oleh Marshall McLuhan ini telah berhasil mempopulerkan istilah Global Village. Di dalam bukunya tersebut, McLuhan menjelaskan tentang teknologi listrik yang berhasil masuk ke dalam aktivitas sehari-hari masyarakat desa.

Istilah Global Village sendiri sering difungsikan sebagai istilah yang digunakan untuk sebuah metafora yang dapat menjelaskan World Wide Web atau biasa dikenal dengan WWW serta jaringan internet selaku perangkat. Dengan adanya internet, maka manusia dapat melakukan komunikasi secara real-time tanpa terganggu dengan jarak fisik ataupun tubuh dari lawan bicaranya. Kecepatan dalam berkomunikasi yang ditawarkan secara online kini mengalami peningkatan yang berdampak terhadap kenaikan pengguna secara signifikan yang dapat dengan mudah menggunakannya untuk berkomunikasi di mana saja, kapan saja, maupun dengan siapa saja lawan bicara kita. McLuhan telah menyatakan bahwa teknologi ini mampu memberikan dorongan pada kita untuk membangun ikatan relasi yang lebih baik antara satu sama lain, satu negara ke negara lain, dan lain-lain.

Fragmentasi sosial digambarkan sebagai suatu hubungan yang terjalin antara individu manusia dan jangka waktu serta lokasi tertentu. Pada umumnya, kondisi untuk terjadinya fragmentasi dalam kehidupan sosial ini mampu membawa atau mendatangkan suatu manfaat bagi orang lain yang berada di sekitarnya. Fragmentasi sosial yang dapat menyatukan hubungan timbal balik antar manusia hanya untuk sementara waktu dan dalam lokasi tertentu guna mencapai suatu tujuan yang dapat dikatakan hampir sama atau pun sama dan dapat berubah menjadi ketidakpedulian apabila tujuan telah tercapai yang di dukung dengan kondisi di mana orang-orang yang bersangkutan dengan perlahan telah menjauh dari lokasi awal.

Kebudayaan yang dianut oleh masyarakat selama bertahun-tahun lamanya tidak luput dari sorotan media komunikasi yang begitu mempengaruhi proses yang terkandung dalam unsur budaya. Dalam sebuah hubungan yang terjalin dengan proses suatu budaya dari komunikasi yang ditujukan kepada orang maupun kelompok disebut dengan pertukaran budaya. Dalam proses yang terjadi terkandung unsur-unsur dari kebudayaan, salah satunya yaitu bahasa, sedangkan bahasa sendiri merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Dengan demikian, komunikasi dapat dikatakan sebagai proses dari budaya karena komunikasi hanya dapat diwujudkan apabila sebelumnya sudah ada terciptanya suatu ide dari akal yang diasumsikan oleh pikiran sang individu. Apabila kegiatan komunikasi dilakukan dalam sebuah komunitas, maka akan menghasilkan suatu kelompok yang aktivitas. Dan yang pada akhirnya, kegiatan komunikasi tersebut membuahkan hasil dalam bentuk fisik misalnya sebuah hasil karya seperti monumen dan bangunan.

Dari buku Dan Nimmo yang ditulis oleh Oliver Garceau pada tahun 1994 ini memberikan penjelasan tentang proses dari suatu politik sebagai suatu pola interaksi yang ganda, seimbang, kerja sama, serta terdapat persaingan yang mampu menghubungkan posisi dari warga negara yang telah berpatisipan secara aktif dalam posisi utama guna pembuatan keputusan. Serupa dengan apa yang dinyatakan oleh Garceau, di tahun 2004, Nurudin telah menyatakan bahwa suatu proses dari bidang politik, komunikasi dapat dijadikan sebagai sebuah alat yang memiliki potensi untuk mengalirkan pesan politik berupa tuntutan maupun dukungan kepada kekuasaan untuk segera ditindaklanjuti. Proses ini yang kemudian dikeluarkan kembali yang selanjutnya dapat menjadi umpan balik (feedback).

Dalam sistem politik yang berpegang teguh pada demokratis, terdapat dua subsistem politik yaitu subsistem suprastruktur politik seperti lembaga eksekutif, legislatif, serta yudikatif dan subsistem infrastruktur politik seperti partai politik, kelompok yang memiliki kepentingan, organisasi kemasyarakatan, dan lain-lain. Proses input maupun output dari suatu sistem politik sendiri tentu memiliki keterkaitan dengan proses politik. Dalam model komunikasi di bidang politik ini, telah dijelaskan bahwa komunikasi politik secara input merupakan proses dari suatu opini yang dapat dikatakan berupa gagasan, tuntutan, kritik serta dukungan yang mengalir mengenai suatu isu teraktual yang datang dari sisi infrastruktur yang ditujukan pada suprastruktur politik guna diproses menjadi sebuah keputusan dalam politik yang bisa digambarkan dengan undang-undang, surat keputusan, dan sebagainya. Sedangkan komunikasi politik dengan model output merupakan proses dari penyampaian atau sosialisasi dari keputusan yang telah disepakati dalam politik dari suprastruktur politik kepada infrastruktur politik.

sumber Dari: http://komunikasi.us

No comments: