Perubahan yang terjadi pada wanita hamil bukan hanya pada segi fisik namun psikologisnya juga akan berubah. Seorang psikolog bernama Dr. Rose Mini AP, MPsi menyebutkan, dengan mendapatkan informasi yang benar seputar kehamilan, ibu hamil akan menjadi lebih siap menghadapi berbagai perubahan. Tidak masalah informasi tersebut datangnya dari dokter, pengalaman orang tua, ataupun teman, asalkan informasi tersbut berdasarkan fakta.
Di trimester pertama, kebanyakan sang istri akan banyak ngidam atau hanya ingin diperhatikan oleh suaminya. Pada trimester kedua bentuk tubuh ibu hamil sudah mulai mengalami perubahan, dibarengi dengan perubahan posisi tidur, sampai berubahnya pola hubungan intim. Apabila ibu hamil stress dengan kondisinya, disarankan berkonsultasi kepada psikolog.
"Lain lagi pada trisemester ketiga. Bumil akan ngidam pada bulan terakhir, ditambah munculnya ketakutan akan fisik anak, misalnya apakah jarinya lengkap, atau ketakutan atas kondisi ibunya, misalnya meninggal (saat melahirkan). Akibatnya bumil cenderung moody," tutur psikolog Rose Mini.
Untuk lebih detilnya, dibawah ini adalah perubahan-perubahan psikologi ibu hamil:
Ibu hamil mengalami perubahan emosi yang naik turun, yang mengakibatkan terjadinya pertengkaran atau sering merasa tidak nyaman. Komunikasi yang baik merupakan cara agar kehamilan berjalan lebih baik.
Ibu hamil mengalami perubahan hormonal, ini juga akan mempengaruhi kondisi psikisnya.
Ibu hamil mengalami morning sickness, sehingga para ibu hamil membutuhkan dukungan suaminya untuk mendapinginya menghadapi kondisi yang juga akan mempengaruh pada kondisi psikisnya.
Bagi ibu hamil yang suka memperhatikan penampilannya, karena terjadi perubahan bentuk tubuhnya akan mempengaruhi kondisi psikis dan emosinya. Perubahan bentuk tubuh juga akan mempengaruhi kehidupan seksual, karenanya ibu hamil perlu melakukan penyesuaian agar terciptanya hubungan seksual yang menyenangkan bagi suami dan istri. Membesarnya bentuk perut akan menciptakan hubungan antara ibu dan bayi, dengan mengajaknya berbicara atau mendengarkan musik klasik merupakan cara untuk mempererat hubungan antara keduanya dan membuat ibu hamil lebih nyaman dengan kehamilannya.
Ibu hamil mulai memperhatikan dan mencoba meniru peran ibu, karena keinginan mendapatkan figur tersebut semakin kuat.
Ibu hamil akan semakin bergantung kepada suaminya.
Emosi ibu hamil kembali naik-turun, kali ini karena sering memikirkan resiko kehamilan dan proses persalinan. Rasa takut mulai muncul, tidak hanya ketakutan akan kondisi bayi namun juga keselamatan ibu hamil ketika menjalani proses persalinan.
"Ibu hamil perlu lepas dan berserah agar lebih tenang menjelang proses persalinan. Sebab dalam beberapa hal ada yang sifatnya genetik, sehingga tidak bisa dikendalikan," jelas Rose Mini.
Di trimester pertama, kebanyakan sang istri akan banyak ngidam atau hanya ingin diperhatikan oleh suaminya. Pada trimester kedua bentuk tubuh ibu hamil sudah mulai mengalami perubahan, dibarengi dengan perubahan posisi tidur, sampai berubahnya pola hubungan intim. Apabila ibu hamil stress dengan kondisinya, disarankan berkonsultasi kepada psikolog.
"Lain lagi pada trisemester ketiga. Bumil akan ngidam pada bulan terakhir, ditambah munculnya ketakutan akan fisik anak, misalnya apakah jarinya lengkap, atau ketakutan atas kondisi ibunya, misalnya meninggal (saat melahirkan). Akibatnya bumil cenderung moody," tutur psikolog Rose Mini.
Untuk lebih detilnya, dibawah ini adalah perubahan-perubahan psikologi ibu hamil:
· Trimester pertama
Ibu hamil mempunyai perasaan yang bercampur aduk, mulai dari bahagia, cemas, dan ragu dengan kehamilan yang dimilikinya. Walaupun sudah menyadarimunculnya tanda kehamilan, namun masih belum yakin apakah ia sudah benar hamil atau tidak.Ibu hamil mengalami perubahan emosi yang naik turun, yang mengakibatkan terjadinya pertengkaran atau sering merasa tidak nyaman. Komunikasi yang baik merupakan cara agar kehamilan berjalan lebih baik.
Ibu hamil mengalami perubahan hormonal, ini juga akan mempengaruhi kondisi psikisnya.
Ibu hamil mengalami morning sickness, sehingga para ibu hamil membutuhkan dukungan suaminya untuk mendapinginya menghadapi kondisi yang juga akan mempengaruh pada kondisi psikisnya.
· Trimester kedua
Ibu hamil sudah lebih tenang dan beradaptasi dengan perubahan kondisi dan kehamilannya.Bagi ibu hamil yang suka memperhatikan penampilannya, karena terjadi perubahan bentuk tubuhnya akan mempengaruhi kondisi psikis dan emosinya. Perubahan bentuk tubuh juga akan mempengaruhi kehidupan seksual, karenanya ibu hamil perlu melakukan penyesuaian agar terciptanya hubungan seksual yang menyenangkan bagi suami dan istri. Membesarnya bentuk perut akan menciptakan hubungan antara ibu dan bayi, dengan mengajaknya berbicara atau mendengarkan musik klasik merupakan cara untuk mempererat hubungan antara keduanya dan membuat ibu hamil lebih nyaman dengan kehamilannya.
Ibu hamil mulai memperhatikan dan mencoba meniru peran ibu, karena keinginan mendapatkan figur tersebut semakin kuat.
Ibu hamil akan semakin bergantung kepada suaminya.
· Trimester ketiga
Besarnya bentuk perut juga sama besarnya dengan stres pada ibu hamil. Ini mengakibatkan ibu hamil sering bermasalah dengan posisi tidurnya yang dianggap kurang nyaman, sehingga membuatnya gampang capek.Emosi ibu hamil kembali naik-turun, kali ini karena sering memikirkan resiko kehamilan dan proses persalinan. Rasa takut mulai muncul, tidak hanya ketakutan akan kondisi bayi namun juga keselamatan ibu hamil ketika menjalani proses persalinan.
"Ibu hamil perlu lepas dan berserah agar lebih tenang menjelang proses persalinan. Sebab dalam beberapa hal ada yang sifatnya genetik, sehingga tidak bisa dikendalikan," jelas Rose Mini.
No comments:
Post a Comment