Awal kemunculan shogun bermula pada kemenangan keluarga Minomoto terhadap keluarga Taira. Perang ini bermula pada konflik yang terjadi antara Minomoto dan Taira . konflik ini dilatarbelakangi oleh ketidaksenangan keluarga Minomoto terhadap keluarga Taira yang mencontoh cara – cara bangsawan dan lebih cenderung mengikuti gaya keluarga Fujiwara yang telah mereka gulingkan. Klan minamoto dan klan taira yaitu Pada jaman Heian ketika kaisar masih memiliki kekuasaan penuh, penguasa ke-52, kaisar Saga memiliki banyak istri dan selir dalam haremnya.
Hampir 50 orang anak resmi berhasil dilahirkan oleh sekitar 30 wanita dari hubungan mereka dengan sang kaisar. Karena kondisi keuangan rumah tangga kekaisaran tidak mampu menjamin kehidupan anggota keluarga kaisar yang jumlahnya membengkak pesat, kaisar Saga memutuskan untuk tidak memasukkan sebagian anaknya kedalam lingkaran status keluarga kaisar melainkan hanya memberikan status kebangsawanan (yang dengan demikian bisa dipelihara diluar istana).
Anak-anak kaisar Saga yang berstatus bangsawan ini dianugerahkan marga baru yaitu marga Minamoto. Bukan hanya kaisar Saga saja yang beranak banyak, kaisar berikutnya yaitu kaisar Seiwa, kaisar Murakami, kaisar Uda, dan kaisar Daigo juga mengikuti jejak kaisar Saga dengan menempatkan anak-anak yang menyebabkan pengeluaran rumah tangga kekaisaran melebihi budget ke dalam klan Minamoto. Mulai dari sinilah klan Minamoto terbentuk, walaupun masih berdarah keluarga kaisar, status mereka hanyalah bangsawan biasa.
Ternyata jejak kaisar Saga ini juga diikuti oleh keluarga kekaisaran yang lain. Cucu dari kaisar Kemmu (ayahanda kaisar Saga) melanjutkan gaya kaisar Saga untuk mengirit pengeluaran rumah tangga kekaisaran dengan cara yang sama. Beberapa cucu kaisar Kemmu dianugerahkan marga baru yaitu Taira, karena marga Minamoto sudah cukup banyak. Kaisar Nimmyo, anak kedua kaisar Saga, juga menggunakan cara yang sama agar dapur kekaisaran tetap ngebul dan hal ini diikuti oleh kaisar lainnya kaisar Montoku dan kaisar Koko yang menempatkan anak keturunannya ke dalam klan Taira.
Karena kedua klan Minamoto dan Taira masih merupakan keturunan keluarga kaisar, tentu saja mereka mendapatkan perlakuan dan penghargaan lebih tinggi dibandingkan keluarga bangsawan lainnya. Alhasil posisi dan pengaruh mereka dalam waktu singkat mulai menyaingi 2 klan senior lain yang sudah memiliki pengaruh besar pada jaman Heian yaitu klan Fujiwara dan klan Tachibana.
Pada tahun 1156 terjadi pemberontakan Hogen yang dimenangkan oleh pihak pendukung kaisar Go-Shirakawa yang didukung oleh para samurai pimpinan Taira no Kiyomori dari klan Taira dan Minamoto no Yoshitomo dari klan Minamoto. Akibat peristiwa ini, kekuatan dan pengaruh klan Minamoto dan Taira meningkat pesat melebihi 2 klan lain dan tentu saja terjadi persaingan sengit antara keduanya.
Persaingan klan Minamoto dan Taira berlanjut 4 tahun kemudian ke pemberontakan Heiji dimana klan Taira pimpinan Taira no Kiyomori berhasil mengalahkan klan Minamoto pimpinan Minamoto no Yoshitomo. Yoshitomo terbunuh beserta 2 anak sulungnya, harta dan tanah klan Minamoto disita oleh klan Taira.
Hampir seluruh tokoh penting klan Minamoto yang terlibat pemberontakan Heiji dieksekusi, hanya ada 3 sisa keturunan Yoshitomo yang dibiarkan hidup yaitu anak ke-3 Yoritomo diasingkan ke Izu (daerah kekuasaan klan Hojo), anak ke-6 Noriyori dan anak ke-9 Yoshitsune dipaksa masuk kuil Zen menjadi pendeta. Klan Taira dengan pimpinan klan Kiyomori memulai bentuk pemerintahan militer dengan kasta samurai sebagai penguasa negara menggantikan sistem insei.
Dengan penghapusan sistem insei, kaisar tak lebih hanya sekedar simbol dan boneka klan Taira sehingga membuat banyak keluarga kaisar mulai mencari dukungan untuk menjatuhkan kekuasaan klan Taira, termasuk kaisar yang tersingkir Go-Shirakawa. Tentu saja kesempatan ini tak mau dilewatkan oleh klan Minamoto untuk membalas kekalahan mereka. Dipimpin oleh Minamoto no Yoritomo (anak ketiga dari Yoshitomo) dan didukung mertuanya dari klan Hojo, klan Minamoto mulai menggalang kekuatan untuk melawan klan Taira pimpinan Taira no Munenori (anak kedua Kiyomori).
Dimulailah perang Genpei antara klan Minamoto dan klan Taira. Yoritomo sendiri dibantu dua adiknya sebagai jenderal dalam banyak pertempuran yaitu Minamoto no Noriyori dan Minamoto no Yoshitsune. Perang Genpei berlangsung selama 5 tahun dengan kemenangan mutlak klan Minamoto. Klan Taira sendiri boleh dibilang habis kekuasaan dan tanahnya yang diambil alih oleh klan Minamoto.
Pimpinan penting klan Taira seluruhnya tewas, baik dalam perang maupun dieksekusi klan Minamoto. Sisanya yang tak memiliki pengaruh dilepaskan dan mereka kebanyakan mengganti nama marga mereka. Didalam klan Minamoto sendiri terjadi perselisihan antara Yoritomo dan sepupunya Minamoto no Yoshinaka yang berakhir dengan tewasnya Yoshinaka ditangan adik Yoritomo, Minamoto no Yoshitsune.
Shogun sebagai warisan klan Minamoto Sebelum Yoshinaka tewas, Yoshinaka terlebih dahulu berhasil memaksa kaisar Go-Shirakawa untuk mengangkatnya sebagai sei-i-tai-shogun. Jabatan shogun hanya dikuasai Yoshinaka dalam waktu pendek karena tak lama kemudian Yoshinaka tewas ditangan sepupunya Yoshitsune dalam pertempuran Awazu. Setelah memenangkan perang Genpei, Minamoto no Yoritomo khawatir adiknya Minamoto no Yoshitsune akan mengangkat senjata merebut kekuasaan klan Minamoto dari tangannya. Maklumlah, sebagian dari kemenangan klan Minamoto dalam perang Genpei berasal dari keberhasilan pasukan pimpinan dua adiknya Noriyori dan Yoshitsune dalam memenangkan pertempuran demi pertempuran. Akhirnya Minamoto no Yoshitsune sendiri dipaksa bunuh diri bersama istri dan anak-anaknya. Kakaknya Minamoto no Noriyori sendiri tewas dalam kecelakaan berburu tak lama setelah menolak perintah Yoritomo untuk menangkap Yoshitsune. Rumor mengatakan Yoritomo juga khawatir kalau Noriyori memberontak jika Yoritomo menghabisi adik mereka berdua Yoshitsune, sehingga Noriyori juga harus disingkirkan.
Setelah Yoritomo tak punya saingan lagi untuk menguasai klan Minamoto, Yoritomo diangkat menjadi shogun kedua dari klan Minamoto sekaligus shogun pertama jaman Kamakura. Yoritomo melanjutkan sistem yang dipakai rival ayahnya, Taira no Kiyomori, dengan menetapkan kekuasaan tertinggi pemerintahan berada ditangan kasta samurai dengan kaisar sebagai simbol. Mulai sejak itu pula ditetapkan, gelar shogun hanya diberikan kaisar untuk keturunan klan Minamoto. ΓΌ Sistem Pemerintahan Keshogunan awal Awal keshogunan dimulai saat kelas penguasa ( kaum aristokrat ) mendapat kekuatan dan legitimasi dari kaisar yang berkuasa pada saat itu, ini semua berkat usaha mereka mendekati dan mempengaruhi kaisar. Mereka berasal dari kalangan kaum tani kaya yang membentuk suatu perkumpulan keluarga dari klan-nya sendiri dan mereka berhasil menemukan dasar yang baik untuk menggalang kekuatan melalui pengelolaan pertanian yang baik. Berpangkal pada ikatan-ikatan itulah mereka berhasil mengukuhkan kelas penguasa tradisional dan menciptakan masyarakat feodal baru.
Pemerintahan ke-Shogun-an terbentuk pada periode Kamakura antara tahun 1192-an M. Kalau sejak periode Nara dan Heian, kekuasaan pemerintahan dapat dikatakan berada secara langsung dalam tangan kaisar . Yang kemudian pada periode selanjutnya di serahkan kepada pejabat tinggi kerajaan, yang biasa kita kenal sebagai Wasir (perdana menteri), tetapi pada periode kamakura ini mulailah pemerintahan dipegang oleh kaum samurai.
Di tahun 1192 ini, kaisar menunjuk Minamoto no Yoritomo sebagai Shogun pertama di jepang. Shogun sendiri mempunyai arti panglima tertinggi tentara. Tapi sebelum kaisar menunjuk Minamoto no Yoritomo sebagai Shogun , Minamoto no Yoritomo telah lebih dahulu mengangkat dirinya sebagai shogun yang pertama. Dan akar politik ke-Shogun-an selanjutnya berasal dari periode Kamakura ini. Pada periode ke-Shogun-an ini, kaum samurai diangkat sebagai polisi dan pemungut pajak dan ditempatkan pada semua distrik di seluruh kerajaan. Di periode ini muncul sekte budha baru dengan doktrin-doktrinnya yang tersebar amat cepat ke dalam kalangan rakyat jepang.
Home » Pendidikan » Munculnya Kekuasaan Shogun
No comments:
Post a Comment