Jelas saya tidak kenal dan pernah bertemu langsung dengan Vicky Presetyo mantan tunangan Zaskia Gotik, dan tentu saja ia juga tak kenal saya. Namun dua hari terakhir jejaring sosial diramaikan oleh olok-olok gaya bahasa yang diucapkan Vicky alias Hendrianto bin Hermanto membuat saya tergelitik untuk mengulasnya.
Terlepas apakah ini benar atau tidak Vicky juga menulis di blog yang meminta masyarakat tidak mengolok-ngolok gaya bahasanya. Ia menulis:
“This is my ungkapan dengan sepenuh keteguhan jiwa dan keabsahan kejujuran rasa, meminta pihak manapun yang seteganya mendeskreditkan kebagusan reputasi diriku melalui alam maya agar berhenti faktualisasi”
Aku sangat tidak mengharapkan konspirasi berita sehingga nama baik ku disengajakan menjadi buruk citra. Kosakatasime dan bahasaisasi komunikasi jangan dipermasalahkan lah. Kemajemukan masyarakat sepertinya tiada lagi di negeri pancasilais tercinta ini. Sungguh memalukan keintelektualitasan seorang aku menjadi ajang hiburan semata serta pemupusan harapan dan materi of futures. But somehow my precious company was CV Angkasa Mua at Karang Asih was become evidence of my glory. I am can talking francis, jermany, and other asian things.
Mengaku lulusan S3 dari Amerika, gaya bicara Vicky menjadi fenomena baru bagaimana istilah asing dalam bahasa Inggris dicampur aduk dengan bahasa Indonesia, sehingga menjadi tren baru dalam berbahasa kendati telah keliru.
Kita tidak pernah tahu apa motivasi yang bersangkutan ketika berbicara mencampurkan serapan asing, apakah karena supaya terlihat keren dan canggih, intelek serta terdidik mengingat ia adalah lulusan S3 dari Amerika Serikat, walau terkesan sok keren dan norak.
Pada awalnya apa yang disampaikan belum menjadi sorotan, namun sejak dua hari terakhir mendengar ia berucap, membuat kita tertawa dan mengernyitkan dahi untuk mencoba memahami artinya. Berikut adalah salah satu cuplikan ucapannya yang lucu dan menarik
“Di usiaku saat ini ya, 29 my age ya, tapi aku masih tetap merindukan apresiasi karena basicly aku senang musik, walaupun kontroversi hati aku lebih menunjukkan kepada konspirasi kemakmuran.”
Ketika ditanya bagaimana ia berkomunikasi dengan Zaskia apalagi keduanya sama-sama sibuk. “Kita belajar harmonisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku pikir kita tidak boleh terlalu ego terhadap suatu kepentingan yang mengkudeta apa yang menjadi keinginan ya. Dengan adanya hubungan ini bukan mempertakut, bukan mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga dia tapi menjadi confident.”
Selain itu ia juga bercuap, “Tapi kita harus bisa menyiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita tetap lebih baik.”
Setahu saya, beberapa publik figur yang kerap mencampur aduk bahasa asing dengan bahasa Indonesia salah satunya adalah artis Cinta Laura.
Jika Cinta Laura sering berucap mencampurkan istilah asing dengan bahasa Indonesia seperti “Bahasa Indonesia saya buruk sekali, jadi Cinta will be going to Australia to improve Bahasa Indonesia Cinta,” tentu masih dapat dipahami karena statusnya yang ABG.
Karena masih ABG bisa saja Cinta belum tahu apa itu keren dan bagaimana membedakannya dengan kenorakan tingkat tinggi. Mungkin ia mengira orang bicara Indonesia dengan logat bule itu keren. Bisa saja ia tidak tahu kalau banyak orang yang merinding dan menahan tawa melihat bule berbahasa Indonesia Indonesia. Ditambah lagi, kalau diperhatikan sepertinya logatnya palsu karena di sinetron Cinta lancar berbahasa Indonesia.
Lain halnya dengan mantan Presiden B.J. Habibie yang juga dalam berbahasa sedikit tercemar dengan bahasa Jerman karena beliau lama di negara produsen Mercedes Benz itu. Tapi Habibie kendati juga sangat intelek dengan gelar profesornya, sangat berusaha keras berbicara menggunakan Bahasa Indonesia yang baik.
Pakar linguistik dan tata bahasa dari Universitas Indonesia, Totok Suhardiyanto menilai ada 4 pelanggaran tata bahasa yang dilakukan Vicky. Pertama, penggunaan afiksasi atau imbuhan. “Sangat kacau. Seperti kata ‘Mempertakut’ itu tidak ada. Yang ada itu ‘Menakut-nakuti’ atau ‘Membuat takut.
Kedua, kesalahan kolokasi atau sanding kata. “Misalnya kata ‘Konspirasi Kemakmuran’, itu sandingan katanya tidak tepat.
ketiga, urutan kata. Urutan kata ini memegang hukum Diterangkan Menerangkan atau DM. “Contohnya, ‘Labil Ekonomi’, itu salah. Kata sifat itu seharusnya berada di belakang kata benda. Misal, Gadis Cantik bukan Cantik Gadis.
Keempat, menyalahi struktur sintaksis dan semantis. “Terutama yang dalam video kampanye bahasa Inggris, struktur bahasa Inggrisnya campur-campur dan bolak-balik.
Apa yang disampaikan Vicky setidaknya telah mulai menyaingi pemakaian bahasa alay yang sebelumnya telah eksis. Dalam sudut padang ilmu Sosial fenomena Vicky adalah salah satu fenomena modernisasi masyarakat perkotaan yang akan dipandang canggih dan keren ketika bisa berbicara dalam campuran bahasa asing. Tujuannya tentu cuma satu agar merasa atau terlihat intelek dan berwawasan.
Agaknya setelah fenomena Konspirasi hati dan konspirasi kemakmuran kita perlu meninjau ulang lagi pola pembelajaran bahasa di bangku sekolah karena bahasa adalah cerminan budaya bangsa dan cermin pribadi
Terlepas apakah ini benar atau tidak Vicky juga menulis di blog yang meminta masyarakat tidak mengolok-ngolok gaya bahasanya. Ia menulis:
“This is my ungkapan dengan sepenuh keteguhan jiwa dan keabsahan kejujuran rasa, meminta pihak manapun yang seteganya mendeskreditkan kebagusan reputasi diriku melalui alam maya agar berhenti faktualisasi”
Aku sangat tidak mengharapkan konspirasi berita sehingga nama baik ku disengajakan menjadi buruk citra. Kosakatasime dan bahasaisasi komunikasi jangan dipermasalahkan lah. Kemajemukan masyarakat sepertinya tiada lagi di negeri pancasilais tercinta ini. Sungguh memalukan keintelektualitasan seorang aku menjadi ajang hiburan semata serta pemupusan harapan dan materi of futures. But somehow my precious company was CV Angkasa Mua at Karang Asih was become evidence of my glory. I am can talking francis, jermany, and other asian things.
Mengaku lulusan S3 dari Amerika, gaya bicara Vicky menjadi fenomena baru bagaimana istilah asing dalam bahasa Inggris dicampur aduk dengan bahasa Indonesia, sehingga menjadi tren baru dalam berbahasa kendati telah keliru.
Kita tidak pernah tahu apa motivasi yang bersangkutan ketika berbicara mencampurkan serapan asing, apakah karena supaya terlihat keren dan canggih, intelek serta terdidik mengingat ia adalah lulusan S3 dari Amerika Serikat, walau terkesan sok keren dan norak.
Pada awalnya apa yang disampaikan belum menjadi sorotan, namun sejak dua hari terakhir mendengar ia berucap, membuat kita tertawa dan mengernyitkan dahi untuk mencoba memahami artinya. Berikut adalah salah satu cuplikan ucapannya yang lucu dan menarik
“Di usiaku saat ini ya, 29 my age ya, tapi aku masih tetap merindukan apresiasi karena basicly aku senang musik, walaupun kontroversi hati aku lebih menunjukkan kepada konspirasi kemakmuran.”
Ketika ditanya bagaimana ia berkomunikasi dengan Zaskia apalagi keduanya sama-sama sibuk. “Kita belajar harmonisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku pikir kita tidak boleh terlalu ego terhadap suatu kepentingan yang mengkudeta apa yang menjadi keinginan ya. Dengan adanya hubungan ini bukan mempertakut, bukan mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga dia tapi menjadi confident.”
Selain itu ia juga bercuap, “Tapi kita harus bisa menyiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita tetap lebih baik.”
Setahu saya, beberapa publik figur yang kerap mencampur aduk bahasa asing dengan bahasa Indonesia salah satunya adalah artis Cinta Laura.
Jika Cinta Laura sering berucap mencampurkan istilah asing dengan bahasa Indonesia seperti “Bahasa Indonesia saya buruk sekali, jadi Cinta will be going to Australia to improve Bahasa Indonesia Cinta,” tentu masih dapat dipahami karena statusnya yang ABG.
Karena masih ABG bisa saja Cinta belum tahu apa itu keren dan bagaimana membedakannya dengan kenorakan tingkat tinggi. Mungkin ia mengira orang bicara Indonesia dengan logat bule itu keren. Bisa saja ia tidak tahu kalau banyak orang yang merinding dan menahan tawa melihat bule berbahasa Indonesia Indonesia. Ditambah lagi, kalau diperhatikan sepertinya logatnya palsu karena di sinetron Cinta lancar berbahasa Indonesia.
Lain halnya dengan mantan Presiden B.J. Habibie yang juga dalam berbahasa sedikit tercemar dengan bahasa Jerman karena beliau lama di negara produsen Mercedes Benz itu. Tapi Habibie kendati juga sangat intelek dengan gelar profesornya, sangat berusaha keras berbicara menggunakan Bahasa Indonesia yang baik.
Pakar linguistik dan tata bahasa dari Universitas Indonesia, Totok Suhardiyanto menilai ada 4 pelanggaran tata bahasa yang dilakukan Vicky. Pertama, penggunaan afiksasi atau imbuhan. “Sangat kacau. Seperti kata ‘Mempertakut’ itu tidak ada. Yang ada itu ‘Menakut-nakuti’ atau ‘Membuat takut.
Kedua, kesalahan kolokasi atau sanding kata. “Misalnya kata ‘Konspirasi Kemakmuran’, itu sandingan katanya tidak tepat.
ketiga, urutan kata. Urutan kata ini memegang hukum Diterangkan Menerangkan atau DM. “Contohnya, ‘Labil Ekonomi’, itu salah. Kata sifat itu seharusnya berada di belakang kata benda. Misal, Gadis Cantik bukan Cantik Gadis.
Keempat, menyalahi struktur sintaksis dan semantis. “Terutama yang dalam video kampanye bahasa Inggris, struktur bahasa Inggrisnya campur-campur dan bolak-balik.
Apa yang disampaikan Vicky setidaknya telah mulai menyaingi pemakaian bahasa alay yang sebelumnya telah eksis. Dalam sudut padang ilmu Sosial fenomena Vicky adalah salah satu fenomena modernisasi masyarakat perkotaan yang akan dipandang canggih dan keren ketika bisa berbicara dalam campuran bahasa asing. Tujuannya tentu cuma satu agar merasa atau terlihat intelek dan berwawasan.
Agaknya setelah fenomena Konspirasi hati dan konspirasi kemakmuran kita perlu meninjau ulang lagi pola pembelajaran bahasa di bangku sekolah karena bahasa adalah cerminan budaya bangsa dan cermin pribadi
No comments:
Post a Comment